Selasa, 17 Juli 2012

PEMBUATAN TABLET PARASETAMOL

MAKALAH
PEMBUATAN TABLET PARASETAMOL







Disusun Oleh :
Rini Wulansari
Rahayu Tri Firdausyah
Riska Yulianti
Rizki Ayu AmeliA


AKADEMI FARMASI MUHAMADIYAH KUNINGAN
Jl. Raya Cigugur - Kuningan No.28 Phone/Fax : 0232 874085 Kuningan 45511
E-mail : akfarmuh_kng@yahoo.com


PEMBUATAN TABLET
PARASETAMOL

A.    Teori
Tablet adalah sediaan padat mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan pengisi. Berdasarkan metode pembuatan dapat digolongkan sebagai tablet cetak dan tablet kempa.
Tablet merupakan bentuk sediaan farmasi yang paling banyak tantangannya didalam mendesain dan membuatnya. Misalnya kesukaran untuk memperoleh bioavailabilitas penuh dan dapat dipercaya dari obat yang sukar dibasahi dan melarutkannya lambat, begitu juga kesukaran untuk mendapatkan kekompakan kahesi yang baik dari zat amorf atau gumpalan. Namun demikian, walaupun obat tersebut baik kempanya, melarutnya, dan tidak mempunyai masalah bioavailabilitas, mendesain dan memproduksi obat itu masih penuh tantangan, sebab masih banyak tujuan bersaing dari bentuk sediaan ini.
Keuntungan:
a)    Tablet merupakan bentuk sediaan yang utuh dan menawarkan kemampuan terbaik dari semua bentuk sediaan oral untuk ketepatan ukuran serta variabilitas kandungan yang paling rendah
b)    Tablet merupakan bentuk sediaan yang ongkos pembuatannya paling rendah.
c)    Tablet merupakan bentuk sediaan oral yang paling ringan dan paling ringan.
d)    Tablet merupakan bentuk sediaan oarl yang paling mudah dan murah untuk dikemas dan dikirim.
e)    Pemberian tanda pengenal produk pada tablet paling mudah dan murah; tidak memerlukan langkah pekerjaan tambahan bila menggunakan permukaan pencetak yang bermonogram atau berhiasan timbul.
f)    Tablet paling mudah ditelan serta paling kecil kemungkinan tertinggal di tenggorokan, terutama bila bersalut yang memungkinkan pecah/ hancurnya tablet tidak segera terjadi.
g)    Tablet bisa dijadikan produk dengan profil penglepasan khusus, seperti penglepasan di usus atau produk lepas lambat.
h)    Tablet merupakan bentuk sediaan oral yang paling mudah untuk diproduksi secara besar-besaran.
i)    Tablet merupakan bentuk sediaan oral yang memiliki sifat pencampuran kimia, mekanik, dan stabilitas mikrobiologi yang paling baik.
     Kerugian:
a)    Beberapa obat tidak dapat dikempa menjadi padat dan kompak, tergantung pada keadaan amorfnya, flokulasinya, atau rendahnya berat jenis.
b)    Obat yang sukar dibasakan, lambat melarut, dosisnya cukupan atau tinggi, absorbsi optimumnya tinggi melalui saluran cerna atau setiapn kombinasi dari sifat diatas, akan sukar atau tidak mungkin diformulasi dan dipabrikasi dalm bentuk tablet yang masih menghasilkan bioavailabilitas obat cukup.
c)    Obat yang rasanya pahit, obat dengan bau yang tidak dapat dihilangkan, atau obat yang peka terhadap oksigen atau kelembaban udara perlu pengapsulan atau penyelubungan dulu sebelum dikempa (bila mungkin) atau memerlukan penyalutan dulu. Pada keadaan ini kapsul dapat merupakan jalan keluar yang terbaik dan lebih murah.
Kesimpulan dari keuntungan dan kerugian tablet dibandingkan dengan bentuk sediaan oral lainnya, ternyata tablet benar-benar memberikan keuntungan dalam bentuk tempat/ ruangan yang paling kecil yang diperlukan untuk penyimpanan, tablet juga mudah diberikan dan dikontrol, mudah dibawa, dan ongkosnya rendah. Bagi dokter dosisnya fleksibel (tablet dapat dibelah dua), serta dosisnya tetap.

B.    Tujuan
    Mengenal teknik pembuatan tablet parasetamol
    Mengenal alat-alatteknologi farmasi dalam pembuatan tablet parasetamol


C.    Alat dan Bahan

-    Alat
Bekker glass
Bunsen
Kassa permangat
Batang pengaduk
Ayakan no.100
Timbangan Digital
Jangka sorong
-    Bahan
Parasetamol 125mg
Amylum (pengisi) 2g
Amylum (pengikat) 5g
Lactose 1,5 g
Magnesium Stearat 4g
Aquadest 100 ml




D.    Tinjauan Tentang Bahan Obat
1.    Latar Belakang Bahan Obat
a)    Bahan
Nama bahan obat : Paracetamol
Nama kimia : 4-hidroksiasetanilida [103-90-2]
Struktur kimia : C8H9NO2
BM : 151,16
Kemurniaan : Mengandung tidak kurang dari 98,0 % dan tidak lebih dari 101,0% C8H9NO2 dihitung terhadapzat anhidrat.
Efek terapeutika : suatu metabolit dari fenasetin dan asetanilida digunakan sebagai suatu analgesik dan anti piretik.
Efektif pada berbagai jenis keadaan artritis dan rematik termasuk nyeri otot rangka juga dada, nyeri kepala, dysmenore, myralgia, dan neuralgia. Asetaminofen sebagian berguna sebagai suatu analgesik dan anti piretik pada pasien yang sensitif terhadap aspirin dan pasien yang memiliki pengalaman terhadap reaksi yang tidak diinginkan dari aspirin.
Dosis pemakaian :     Biasa dewasa oral 300 mg – 1 gr ¾ kali sehari.
Biasa pedriatis oral 175 mg / m2 kali permukaan tubuh terdiri dari :
60 mg 3-4 dd anak usia dibawah 1 tahun
60 mg - 120 mg 3-4 dd anak usia 1-2 tahun
120 mg 3-4 dd anak usia 3-5 tahun
150 mg-325 mg 3-4 dd anak usia 6-112 tahun
b)    Tinjauan Farmakologi bahan obat
Indikasi : Analgasik dan anti piretik, sebagai analgesik, parasetamol sebaiknya tidak diberikan terlalu lama karena kemungkinan menimbulkan nefropati analgetik
Kontra Indikasi : disfungsi ginjal atau hati.
Efek Samping : Eritem dan Urtikaria, gejala yang lebih berat berupa demam dan lasi pada mukosa. Penggunaan semua jenis analgesik dosis besar secar menahun dapa menyebabkan nefropati analgesik.
c)    Organoleptis
Warna : Pituh
Bau : Tidak berbau
Rasa : Sedikit pahit
d)    Karakteristik fisik/fisikomekanik
Titik lebur : 168 – 1720
Bobot jenis :
Bobat jenis benar adalah bobot jenis tanpa pori-pori
Bobot jenis nyata adalah perbandingan masa terhadap volume dari sejumlah serbuk yang dituang bebas kedalam suatu gelas ukur.
Bobot jenis mampat adalah perbandingan masa terhadap volume satelah masa tersebut dimampatkan sampai volume tetap.
Sifat alir : sifat aliran yang dinyatakan dengan kecepatan aliran yaitu waktu yang diperlukan suatu kuantitas serbuk tertentu melalui corong tertentu.
e)    Karekteristik fisikokimia
Kelarutan :
70 bagian air
20 bagian air mendidih
7 – 10 bagian alkohol
9 bagian propilen glikol
Sangat mudah larut dalam kloroform
Praktis tak larut dalam eter
Larut dalam laruan alkali hidroksida pKa : (250) 9,5
f)    Stabilitas larutan
Terhadap pelarut    : Paracetamol sangat stabil dalam air
Terhadap PH    : Waktu paruh dalam larutan terdapat pada PH 6 diperkirakan selama 21,8 tahun, penurunannya dikatalisis oleh asam dan basah dan waktu paruhnya 0,73 tahun pada PH 2,28 tahun pada PH 9.

g)    Prosedur penetapan kadar
Larutan baku : timbang seksama sejumlah perasetamol BPFI, larutkan dalam air hingaa kadar lebih kurang 12 / ml.
Larutan uji : timbang seksama lebih kurang 120 mg, masukan kedalam labu ukur terukur 500 ml, larutkan dalam 10 ml metanol P, encerkan dengan air sampai tanda. Masukan 5,0 ml larutkan kedalam labu terukur 100 ml, encerkan dengan air sampai tanda dan campur. Ukur serapan larutan uji dan larutan baku pada panjang gelombang serapan maksimum lebih kurang 244 nm, terhadap air sebagai blanko.
2.    Bahan tambahan yang digunakan
a.    Amilum (C6H10O5)n
BM : 50.000 – 160.000
PH : 5,5 – 6,5 untuk 2% b/v
Fungsi : Glidan, dilven, binder, disinteran
Distribusi partikel : 10 – 100 µm
Rentang : 2 – 32 µm
Kelarutan : PTl etanol dingin (950) dan dalam air dingin
Flowability : 10,8 – 11,7 g/s pati jagung.
Stabilitas dan penyimpanan : amilum yang kering dan tidak dipanasi stabil jika terlindung dari (high humidity) saat digunakan sebagai pelincir atau disintegran pada sediaan padat, amilum dipertimbangkan sebagai bahan inert dibawah kondisi penyimpanan normal. Namun larutan amilum yang dipanaskan atau pasta amilum secara fisik tidak stabil dan rentan serangan mikroorganisme dan menyebabkan a wide voriety of starch derivatives and modified storches that have unique phisical properties. Amilum harus disimpan dalam wadah tertutup rapat ditempat sejuk dan kering.
b.    Magnesium Stearas
Kelarutan     :Praktis tidak larut dalam air. Dalam etanol (95%) p dan dalam eter p.
Identifikasi    : Panaskan 1 g dengan campuran 25 ml air dan 5 ml asam klorida p, dinginkan ; lapisan minyak memadat pada suhu lebih kurang 500 dan lapisan air menujukan reaksi magnesium yang tertera pada reaksi identifikasi .
Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik .
Khasiat : antasidum ,zat tambahan .
Pemerian : serbuk halus, putih, licin dan mudah melekat pada kulit dan berbau  lemah khas .
c.    Lactosum (C12H22O11.H2O)
BM : 36,30
Pemerian : Serbuk hablur, putih, tidak berbau, rasa agak manis
Kelarutan : Larut dalam 6 bagian air, larut dalam 1 bagian air mendidih, sukar larut dalam etanol (95%) P, Praktis tidak larut dalam kloroform P, dan dalam eter P.
Identifikasi :
a.    Jika dipanaskan, meleleh, menggembung, kemudian terbakar, terjadi bau gula terbakar, sisa arang menggunduk.
b.    Pada 5 ml larutan jenuh, tambahkan 5 ml larutan natrium hidroksida encer P, Panaskan : Terjadi warna kuning, kemudian merah kecoklatan. Dinginkan tambahkan beberapa tetes larutan kalium tembaga (II) tatrat P, terbentuk endapan merah tembaga (I) Oksida.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Khasiat : Sebagai Zat tambahan.

E.    Prosedur
a.    Perhitungan Obat
-    Parasetamol         125mg x 100 = 1. 250 mg = 12,5 g
-    Amylum (pengisi)    10% x 200mg = 10/100 x 200 = 20mg x 100= 2000mg = 2g
-    Amylum (pengikat)    5% b/v = 5/100 x g/100 = 500/100 = 5g
-    Lactose + Magnesium Stearat qs        =  20g – ( 12,5 + 2)
= 20g – 14,5g
= 5,5 g (laktosa 1,5g & Magnesium Stearat 4g)
b.    Cara Kerja
-    Siapkan alat dan bahan
-    Timbang semua bahan yang akan digunakan
-    Masukkan amylum kedalam mortar, tambahkan parasetamol kedalam mortir aduk hingga homogen
-    Masukkan laktosa kedalam mortar aduk hingga homogeny (campuran 1)
-    Buat pasta kanji dengan cara :
•    Panaskan air 100ml hingga mendidih
•    Masukan amylum (pengikat) 5g sedikit demi sedikit kedalam air mendidih sambil diaduk sampai membentuk gel, dinginkan.
-    Masukan pasta kanji kedalam campuran (1) kedalam mortar sedikit demi sedikit sampai homogen.
-    Ayak campuran tersebut hingga membentuk granulasi.
-    Timbang granul-granul tersebut, catat hasil penimbangan pertama (22,25g)
-    Masukkan kedalam open selama 3 hari dalam suhu 1600C
-    Sediaan ditimbang kembali (18,45g)
-    Masukkan kedalam mortar dan tambahkan magnesium stearat, aduk hingga homogen
-    Masukkan sediaan kedalam mesin pencetak.
-    Hitung berapa banyak tablet yang diperoleh (catat) dan hitung berat tablet satu persatu dan ukur ketebalan beserta diameter tablet, lalu hitung rata-rata.
-    Masukkan kedalam wadah tablet.

F.    Hasil Pengamatan
1.    Rata – Rata (0,19 gr)
Dari data :
Data Satu Tablet (gr)
1-10    11-20    21-30    31-40    41-50    51-60    61-64
0,21    0,16    0,20    0,21    0,22    0,20    0,18
0,20    0,18    0,17    0,20    0,21    0,16    0,20
0,17    0,21    0,19    0,21    0,19    0,22    0,21
0,18    0,15    0,22    0,14    0,17    0,19    0,20
0,17    0,18    0,19    0,21    0,22    0,15   
0,18    0,21    0,19    0,21    0,20    0,20   
0,19    0,14    0,19    0,18    0,17    0,19   
0,21    0,21    0,20    0,19    0,17    0,17   
0,21    0,19    0,20    0,21    O,21    0,22   
0,21    0,19    0,20    0,19    0,16    0,22   
2.    Diameter (0,58)
3.    Tebal (0,44)

G.    Pembahasan
Pada Praktikum kali ini kami membuat tablet Parasetamol sebanyak 100 tablet, namun pada hasil akhir tablet yang kami peroleh hanya sebayak 64 tablet, hal ini disebabkan oleh beberapa factor , diantaranya :
1.    Bentuk tablet tidak licin disebabkan oleh kurang banyaknya magnesium stearat ,
2.    Granulasi yang dihasilkan kurang besar sehingga terjadi creak pada tablet
3.    Pada alat pencetak tablet masih tersisa bahan-bahan praktikum kelompok sebelumnya, karena sulit dibersihkan (menempel)
4.    Alat pencetak tablet juga tidak rata atau kasar
5.    Pada Pengovenan granulasi tidak sesuai dengan prosedur.

H.    Kesimpulan
Dari praktikum pembuatan tablet paracetamol dapat di simpulkan bahwa tablet adalah sediaan obat pada takaran tunggal . sediaan ini di cetak dari serbuk kering ,kristal atau granulat, umumnya dengan penambahan bahan pembantu, pada mesin yang sesuai dengan menggunakan tekanan tinggi . tablet dapat berbentuk slinder,kubus,batang dan cakram.serta bentuk seperti teluratau peluru .garis tengah tablet pada umumnya berukuran 5-17 mm,sedangkan bobot tablet 0,1-1 g . 




1 komentar: